Languages فارسی فارسى درى English اردو Azəri Bahasa Indonesia پښتو français ไทย Türkçe Hausa Kurdî Kiswahili Deutsche РУС Fulfulde Mandingue
Scroll down
Ibadah

Khutbah Jumat ICC Jakarta 23 Agustus 2019

2019/09/04

Khutbah Jumat ICC Jakarta 23 Agustus 2019

ICC – Jakarta. Pada hari jumat (23/08) salat jumat di ICC dipimpin oleh UStaz Hafid al Kaf. Pada kesempatan ini beliua mengupas makna dari hadis man kuntu maulahu fa hadza Aliyun Maulah.

Beliau juga uraikan dalam kaitannya ayat-ayat Quran seputar tafsir seputar ayat baligh ma unzila ilaika min robbika.

berikut cuplikan khotbah beliau.

Khotbah Jumat 23 Agustus 2019

Bismillahirrahmanirrahim

di awal khotbah ini saya mau wasiatkan pada diri saya sendiri dan kepada hadirin hadirat sekalian dengan pesan taqwa. seraya mengharap kepada Allah swt semoga Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita untuk bisa berada di jalan ketakwaan, melaksanakan seluruh perintahnya dan meninggalkan seluruh larangannya.

Hari ini kita berada di bulan dzulhijjah dan baru saja memperingati Idul ghadir. Mengenai idul ghadir, Allah swt memerintahkan kepada Rasulnya untuk menyampaikan sebuah pesan kepada umat dalam firmannya:

Yā ayyuhar-rasụl balligh mā unzila ilaika mir rabbik, wa il lam taf’al fa mā ballaghta risālata, wallāhu ya’ṣimuka minan-nās, innallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn

Berkat perintah Allah itu kemudian Rasulullah saw memerintahkan seluruh sahabatnya yang sudah lewat untuk kembali yang ada di tempat itu untuk berhenti dan yang belum datang untuk ditunggu. Setelah semuanya berkumpul Rasul kemudian menyampaikan khotbah yang dikenal dengan sebutan khotbatul ghadir

Salah satu ungkapan dalam khotbah itu dan yang paling penting adalah pesan beliau, beliau bersabda

Man Kuntu maulah fahadza aliyyun maulah

Dan Rasulullah melengkapi sabda ini dengan doa beliau yang terkenal

Allahumma waali man waalaa wa ‘adi man ‘ada wansur man nasarah wakhdul man khadalah

Peristiwa qhadir diperingati sejak itu sebagai hari besar kemudian Allah swt setelah pelaksanaan perintah itu menurunkan firman-Nya yang menurut para ulama ulumul quran dan mufassirin penggalan ayat ini merupakan wahyu Allah yang terakhir yaitu wahyu

Alyauma akmaltu dinakum wa atmamtu Alaikum ni’mati waraadithulkumul islama diina

Pada kesempatan khotbah kali ini saya ingin mengajak untuk mempelajari dan melihat apa yang dimaksudkan dengan

alyauma akmaltu diinakum wa atmamtu Alaikum ni’mati

Ketika kita melihat khotbah ghadir maka kita akan dapat di Rosulullah saw dalam khotbah itu menjelaskan berbagai hal yang pernah beliau sampaikan sepanjang 22 tahun masa kenabian beliau, selama beliau menjalankan misi risalah dari mulai salat, zakat, puasa, haji, amar ma’ruf nahi munkar, mengayomi orang-orang yang lemah seperti anak-anak yatim dan lain sebagainya.

Dan setiap Rasulullah menyampaikan suatu permasalahan beliau mengatakan apakah aku sudah menyampaikan kepada kalian balagh mereka menjawab bala’ ya RasulAllah. Ketika selesai menyampaikan baru kemudian beliau mengatur diri untuk memulai khotbah. Beliau memulai dengan man Kuntu maulah fahadza aliyyun maulah

Yang menjadi pertanyaan bagi kita apa yang dimaksud dengan ikmaluddin yakni penyempurnaan agama apakah berarti tidak adanya sabda nabi di ghadir ghum

man Kuntu maulah fahadza aliyyun maulah

Agama kita sempurna apakah  tanpa adanya itu mengingat yang disampaikan oleh Rasulullah adalah mengulang semua hal jika kita nafikan  masalah man Kuntu maulah fahadza aliyyun maulah

mungkin orang akan mengatakan yang terpenting pada khotbah itu adalah menyampaikan dan mareview ulang apa yang telah disampaikan oleh nabi selama 22 tahun. Ada sebagian yang tidak kita lihat.

Tapi jika kita melihatnya man Kuntu maulah fahadza aliyyun maulah merupakan kunci bagi kesempurnaan agama

Ahlul bait as mengenai ikmaluddin atau penyempurnaan agama mengatakan bahwa yang namanya Al wilayah kepada Ahlul bait as menjadikan ahlul bait sebagai pemimpin itu merupakan penyempurnaan agama dalam arti jika kita melihat rukun-rukun yang ada dalam islam dalam istilah yang lain juga kita melihat kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan kepada kita sepanjang Rasulullah menjadi nabi dan hadir di tengah-tengah umat maka peristiwa ghadir ghum merupakan sebuah penyampaian kewajiban terakhir yang harus dilakukan oleh kaum muslimin yakni selama kian tahun kaum muslimin sudah melaksanakan salat melaksanakan zakat melaksanakan haji membayar khumusdan melaksanakan semua hal yang telah diperintahkan tetapi belum ada perintah untuk mentaati Ali untuk menjadikan Ali sebagai pemimpin dengan adanya

man Kuntu maulah fahadza aliyyun maulah

maka seluruh kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim telah disampaikan oleh nabi tanpa lupa bahwa dalam sejarah kenabian Rasulullah Muhammad saw untuk menyampaikan sebuah pesan dan perintah maka perintah itu akan disampaikan dan setelah kaum muslimin sudah terbiasa melaksanakan perintah itu baru akan turun perintah yang berikutnya bukankah kita tahu bahwasannya semenjak Rasulullah menjadi nabi saat beliau berusia 40 tahun di kota Mekkah tidak ada seluruh kewajiban itu belum ada kewajiban yang sempurna pada saat itu puasa belum wajib pada saat itu haji juga belum wajib pada saat itu zakat juga belum wajib bahkan di awal-awal bi’tsa shalatpun belum wajib.

Sumber: ICC.Jakarta