Languages فارسی فارسى درى English اردو Azəri Bahasa Indonesia پښتو français ไทย Türkçe Hausa Kurdî Kiswahili Deutsche РУС Fulfulde Mandingue
Scroll down
Islamologi

Selawat Kepada Nabi SAW Yang Sempurna Dalam Pandangan Mazhab Syiah

2019/11/07

Selawat Kepada Nabi SAW Yang Sempurna Dalam Pandangan Mazhab Syiah

Dalam surat Ahzab ayat 56 Allah swt memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mencurahkan selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Kenapa orang-orang Syiah menambahkan keluarga Nabi dalam selawat mereka?

Jawab:

Pertama, ayat ini tidak melarang untuk menyampaikan selawat kepada yang lainnya, namun hanya perintah untuk berselawat kepada Nabi SAW dalam firman-Nya “… Hai Orang-orang yang beriman sampaikanlah selawat kepada Nabi…”

Kedua, Allah Swt dalam Surat Ash-Shoffat ayat 103 berfirman : “Salam sejahtera atas Aali Yaasin.” Ini merupakan salah satu keutamaan Ahlulbait (keluarga) Nabi Muhammad SAW dimana kita temukan di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang memberikan salam khusus kepada para Nabi As. Seperti Firman-Nya “Salam sejahtera atas Nuh, salam sejahtera atas Ibrahim, salam sejahtera atas Musa dan Harun…”

Namun sama sekali tidak terdapat dalam ayat yang menujukkan salam tersebut kepada keturunan mereka kecuali kepada keluarga Nabi SAW yang dalam Firman-Nya : “Salam sejahtera atas Aali Yaasiin.” Yaasin merupakan salah satu nama dari Rasulullah SAW penutup para Nabi As. Allah Swt menyebutkan 5 nama dari 12 nama nabi Muhammad SAW untuk memberikan pencerahan lebih kepada umatnya. Nama-nama tersebut adalah Muhammad, Ahmad, ‘Abdulloh, Nun dan Yaasin.

“Yaasiin,
demi Alquran yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari Rasul-rasul,”

Dalam ayat ini, lafadz “yaa” merupakan huruf nida dan “siin” adalah nama mulia dari Nabi Muhammad SAW dan sebagai isyarat kepada hakikat dzohir dan bathin beliau. Jadi makna salam sejahtera kepada aali yaasiin adalah salam sejahtera kepada keluarga Muhammad SAW.

Dalil-dalil dalam Riwayat

Ibn Abbas ra berkata bahwa yang dimaksud dengan Aali Yaasiin adalah Ahlulbait atau keluarga Nabi Muhammad SAW. (Ibn Hajar Makki dalam kitab Showa’iq al-Muhriqoh menjelaskannya dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan Ahlulbait)

Imam Fakhru Raazi berkata : Sesungguhnya keluarga Nabi Muhammad SAW menyamai beliau dalam 5 perkara. 1. Dalam salam, dalam firman-Nya Allah menyampaikan salam kepada Nabi dan juga kepada keluarganya,
2. Dalam selawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya di dalam Tasyahud,
3. Dalam kesucian, Allah berfirman : “Taahaa” maksudnya adalah wahai manusia suci, begitu pula untuk keluarga Nabi dalam ayat tathir,
4. Dalam keharaman menerima shodaqoh,
5. Dalam kecintaan kepada mereka, dimana Allah swt berfirman : “Katakanlah! Jika kamu mencintai Tuhanmu, maka ikutilah Aku maka Tuhanmu akan mencintaimu.”

Dan tentang Ahlulbait Nabi, Rasululloh bersabda : “Katakanlah! Aku tidak meminta upah sepeserpun dari kalian kecuali kecintaan kepada kerabatku (Ahlulbait).” (Ibn Hajar Makki dalam Showa’iqul Muhriqoh, Imam Muhammad Fakhru Rozi dalam tafsirnya ‘Tafsir Kabir’ Jilid 7 Hal. 163)

Rosululloh saw bersabda : “Jangan pisahkan antara diriku dan Ahlulbaitku dalam selawat kalian.” (Bukhori dan Muslim dalam Shahihnya)

Ka’ab bin Ujzah meriwayatkan : Ketika turun ayat “sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya berselawat kepada Nabi…” Kami bertanya kepada Nabi : “wahai Rasululloh bagaimana kami berselawat kepadamu?” Rasululloh menjawab : “Ucapkanlah seperti ini Allahumma Shalli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad” dan dalam riwayat yang lain ditambahkan “Kama shollaita ‘alaa Ibrohim wa alaa Aali Ibrohim innaka Hamidun Majid.” (Shahih Bukhori jilid 33, Shahih Muslim jilid 1, Sulaiman Balkhi Hanafi dalam Yanaabi’ul Mawaddah, Ibn Hajar dalam Showa’iqul Muhriqoh)

Rasululloh SAW ditanya : “Bagaimana kami mengucapkan selawat kepadamu?” Beliau bersabda : “Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad kama sholayta ‘alaa Ibrohim wa ‘alaa Aali Ibrohim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa Aali Muhammad kama baarokta ‘alaa Ibrohim wa ‘alaa Aali Ibrohim innaka Hamidun Majiid.” (Tafsir Kabir hal. 797 Imam Fakhru Rozi, Shabha-e-pishavar hal. 181)

Rasululloh SAW bersabda : “janganlah kalian berselawat padaku dengan selawat yang terputus.” Sahabat ra bertanya : “Wahai Rasululloh apakah yang dimaksud selawat yang terputus itu?” Rasululloh menjawab : “Yaitu kalian hanya mengucapkan Allahumma shalli ‘alaa Muhammad dan selesai, tapi ucapkanlah Allahumma Shalli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad.” (Ibnu Hajar dala Showa’iqul Muhriqoh)

Rasululloh SAW bersabda : “Doa seseorang akan terhalang sampai dia berselawat kepada Muhammad dan Keluarganya.” (Ibn Hajar dalam Showa’iqul Muhriqoh, Shabha-e-Pishavar hal. 182, Sayyid Abi Bakr Shihabuddin ‘Alawiy dalam kitab Rusyfatu Shadi Bab 2 hal. 29 – 35 tentang penjelasan wajibnya berselawat kepada Nabi dan Ahlulbaitnya)

Sumber: AhlulBait Indonesia