Languages فارسی فارسى درى English اردو Azəri Bahasa Indonesia پښتو français ไทย Türkçe Hausa Kurdî Kiswahili Deutsche РУС Fulfulde Mandingue
Scroll down
Berita Dunia

Ulama Syiah: Pelaknat Sahabat dan Istri Nabi bukan Bagian dari Kami

2016/06/08

Ulama Syiah: Pelaknat Sahabat dan Istri Nabi bukan Bagian dari Kami

Isu bahwa Muslimin Syiah mencaci para sahabat dan istri Nabi, tak henti-hentinya terus dimunculkan oleh kalangan yang bersengaja ingin menularkan kebencian dan permusuhan di tengah kaum Muslimin.

Lalu seperti apa ulama Syiah menjawab isu tersebut?

Dalam silaturahmi ke Litbang Kemenag RI di Thamrin, Jakarta, Hojjatul Islam Dr. Hasan Zamani, Ketua Hubungan Luar Negeri Iran dari Hauzah Ilmiah Qom, Iran, menjawab isu tersebut dengan menegaskan bahwa Muslim Syiah menghormati para sahabat dan istri Nabi.

“Kami meyakini tentang kemuliaan dan kehormatan para sahabat Nabi,” tegas Zamani.

Kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D. beserta para peneliti Kemenag RI, Zamani menegaskan kembali bahwa Muslim Syiah meyakini bahwa melaknat para sahabat dan istri  Nabi adalah haram hukumnya. Tapi mengkritisi mereka dalam kadar yang pantas, tetap diperbolehkan.

Meski Zamani tak menampik ulah sebagian kecil kelompok Syiah bermarkas di Amerika dan London, yang memiliki sejumlah stasiun TV (salah satunya bernama TV Fadak), telah menebarkan kebencian dengan melaknat para sahabat dan istri Nabi. Bahkan kelompok takfiri Syiah inipun kerap mengkafirkan semua mufti dan maraji’ Syiah yang mengeluarkan fatwa pengharaman mencaci-maki para sahabat dan istri Nabi tersebut.

“Dan kami menolak apa yang mereka lakukan,” tegas Zamani.

Zamani pun menjelaskan bahwa pelarangan dan pengharaman atas tindakan pelaknatan terhadap para sahabat dan istri Nabi bagi Muslim Syiah sudah sangat jelas. Bahkan Muslim Syiah meyakini bahwa keseluruhan nabi dan para istri nabi itu dalam keadaan suci.

“Adapun terkait pandangan yang mengatakan bahwa ada di antara istri nabi yang munafik, itu di luar pandangan kami,” tandas ulama Syiah asal Iran tersebut.

[Sumber: ABI Press]